Bismillah.
Assalamu'alaikum,
Menjadi orang yang bersyukur bukanlah mudah. Ramai orang yang tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang ia ada dan ia dapat. Allah jelaskan dalam firmanNya dalam 34:13,
Allah nyatakan bahawa sangat sedikit dari manusia ini yang bersyukur kepada Allah. Sebab itu para salaf memohon doa supaya dimasukkan dalam golongan yang sedikit dengan doanya,
"Ya Allah, masukkan aku dalam golongan yang sedikit!"
Kenapa? Kerana orang-orang yang bersyukur hanya sedikit. Dan iblis telah berjanji akan memalingkan manusia dari jalan Allah agar mereka tidak bersyukur. Dengan sumpahnya di hadapan Allah swt dalam surah 7:17,
Orang yang dipilih Allah
Oleh itu untuk menjadi orang yang benar-benar bersyukur tidaklah mudah. Hanya orang yang dipilih oleh Allah swt yang menjadi orang yang bersyukur. Maka itu antara doa nabi s.a.w ialah,
"Ya Allah jadikanlah aku sentiasa bersyukur kepadaMu dan sentiasa berzikir kepadaMu"
Para anbia' juga berdoa agar menjadi hamba yang bersyukur. Seperti nabi Sulaiman ketika melihat semut berbicara, ia berdoa,
Ini menunjukkan bersyukur bukanlah ibadah yang mudah tetapi perlukan perjuangan. Sebab itu hanya sedikit manusia yang benar-benar bersyukur.
Allah menyifatkan para nabi sebagai hamba yang bersyukur seperti kataNya kepada nabi Nuh,
Kerana nabi Nuh sangat diuji dalam dakwahnya maka Allah memujinya sebagai hamba yang bersyukur. Allah menerangkan ujan ini dalam surah al Ankabut:2, 3
Apakah ujian nabi Nuh? Iaitu ia berdakwah selama 950 tahun, tapi tidak ramai yang menerimanya, ia dituduh gila, kaumnya mengejeknya , tukang sihir, isterinya kafir, anaknya kafir. Ujian datang bertubi-tubi kepada nabi Nuh . Maka jika kita mengatakan Nuh adalah hamba yang sabar, itu sangat-sangat betul. Tapi dalam ayat di atas Allah tak menyatakan ia sebagai hamba yang bersabar tetapi hamba yang bersyukur.
Ketika nabi Nuh diminta syafaat oleh manusia di padang mahsyar nanti, mereka menyebut sifat mulia nabi Nuh iaitu engkaulah Rasul yang pertama dan hamba Allah yang bersyukur. Siapa yang tahan diuji selama 950 tahun tapi yang mengikutnya hanya 80 orang? Bahkan isteri dan anaknya pun tak mengikutnya. Tapi ia amat bersyukur di atas setiap nikmat yang ia dapat. Katanya , setiap nikmat ini dari Allah ,kalau Allah tak berkehendak, nescaya aku tak mendapatkannya. Lalu ia tetap bersyukur bukan saja atas nikmat yang besar tapi juga nikmat-nikmat yang kecil, ditengah-tengah ujian yang ia hadapi.
Nabi ibrahim juga Allah sifatkan sebagai hamba yang bersyukur. Kata Allah swt,
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahawa nabi Ibrahim itu sangat bersyukur dengan apa saja nikmat yang ia dapat walau sekecil mana pun nikmat itu. Sama seperti nabi Nuh a.s.
Ujian nabi Ibrahim juga besar. Ia dimusuhi oleh orang-orang di negerinya kerana ia bertauhid, orang-orang berlumba mengumpul kayu api untuk membakarnya, ia diusir oleh ayahnya sendiri, ia tidak mendapat anak kecuali ketika ia sudah tua. Apabila anaknya itu besar, Allah perintah pula supaya menyembelihnya. Tapi semua itu dihadapi dengan sabar dan menunaikan semua perintah Allah dengan sempurna.
Sebab itu Allah memanggilnya sebagai orang yang bersyukur di atas nikmat-nikmat Allah.
Orang seperti itulah yang jarang dijumpai, iaitu walaupun ujiannya berat, tapi tetap bersyukur kepada Allah swt.
Suka mengeluh
Dengan itu Allah menyinggung orang-orang yang suka mengeluh dalam firmanNya,
Manusia itu jenis yang suka berkeluh -kesah dan tidak berterima kasih. Kenapa? Kerana ia suka memandang pada sisi negatif. Kata Hassan al Basri , 'Manusia itu suka mengingat musibah-musibah yang menimpanya tetapi melupakan nikmat-nikmat yang didapatkannya.'
Nikmatnya yang banyak diabaikan, yang diingatnya ialah musibahnya , sakitnya, ekonomi nya, ruginya, jatuhnya dan sebagainya.
Kuda perang hanya di beri rumput dan air sahaja, tetapi ia setia berkhidmat dengan bersungguh-sungguh dan berterima kasih kepada tuannya , ia bersemangat hingga sanggup mati di medan perang. Tapi manusia diberi bermacam-macam, akal , kesihatan, harta , wang dan sebagainya tapi masih tidak berterima kasih dan taat kepada Allah swt. Malah manusia itu suka berkeluh kesah, ia membilang-bilang musibah yang menimpanya, lalu tidak pandai bersyukur kepada nikmat yang ada di depan matanya. Inilah sifat kebanyakan manusia.
Maka ketika Allah menyebut tentang nikmat-nikmat, Allah mengatakan,
Walau nikmat Allah itu banyak, tapi manusia itu sangat ingkar atau kufur terhadap nikmat-nikmat Allah.
Jadi, bagaimana kita ingin menjadi golongan yang sedikit itu, iaitu yang bersyukur kepada Allah atas segala nikmat Nya?
Kelebihan orang yang bersyukur
Sebelum itu elok kita meninjau dulu apakah keutamaan atau kelebihan bagi orang yang bersyukur ? Di antaranya:
1) Mendapat redha Allah swt.
Kata Allah, di surah az Zumar:7,
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahawa kalau kita kufur nikmatNya, sesungguh nya Allah tak terjejas apa-apa kerana Ia maha Kaya. Tetapi jika kita bersyukur atas nikmatNya maka Allah redha keatas kita.
Dalam satu hadis, nabi s.a.w bersabda,
Anas bin Malik -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan secara marfū',
"Sesungguhnya Allah redha kepada hamba yang menyantap makanan lalu memuji Allah atas makanan itu atau minum lalu memuji Allah atas minuman itu."
(Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)
Maknanya walau sekecil apa pun nikmat itu, ia tetap bersyukur seperti bersyukurnya nabi Nuh a.s. Begitu juga nabi Ibrahim a.s.
Tetapi kita hanya ingat nikmat yang besar sahaja, nikmat yang kecil kita tak menghitungnya. Sedangkan redha Allah itu lebih besar lagi . Sebab itu para sahabat , kita menyebutnya sebagai 'Allah redha kepadanya, dan mereka redha kepada Allah'. Orang yang Allah redha, pasti Allah beri hidayah dan kebaikan kepadanya.
2) Tidak diazab oleh Allah swt.
Ini dinyatakan oleh Allah dalam surah an Nissa:147,
Oleh itu jika seseorang itu bersyukur maka ia selamat dari azab kubur, dari azab api neraka. Kerana dia telah sampai darjat orang yang bersyukur.
Ketika menyebut balasan kepada orang bersyukur Allah nyatakan dalam ayat 144, Ali Imran,
Dalam dua ayat di atas, Allah tidak menyebut apa balasannya. Kenapa? Kata ahli tafsir , ini disebabkan kerana sangat banyaknya balasan itu. Balasan atau ganjaran itu banyak dan berbagai-bagai sehingga cukup Allah katakan balasan saja.
3) Allah berikan kebahagiaan.
Ramai orang tidak bahagia sebab apa? Sebab tidak pandai bersyukur. Hatinya hasad dan dengki kepada orang lain.
Tapi jika orang yang pandai bersyukur maka dia qana'ah. Dia cukup dengan pemberian Allah. Tidak perlu ia hasad kepada nikmat orang lain. Di akhirat ia dapat pahala, di dunia ia dapat kebahagiaan.
Sesiapa yang tidak bersyukur, tidak qana'ah, berkeluh kesah dengan kesusahan maka ia tak layak mendapat kebaikan. Seperti isteri pertama nabi Ismail a.s yang tidak pandai bersyukur dan tidak qana'ah. Maka nabi Ibrahim a.s perintahkan nabi Ismail menceraikannya. Tetapi isteri kedua nabi Ismail orang yang bersyukur dan qana'ah. Maka ia kekal hidup bersama nabi Ismail. Dari keturunan inilah lahirnya nabi Muhammad s.a.w.
Orang yang tidak bersyukur itu seperti dia dengan bunga mawar. Ia hanya merasakan duri mawar itu saja, itu yang yang dia tahu. Tetapi baunya yang wangi dan cantik ia tak syukuri. Itulah ibaratnya.
Orang yang pandai bersyukur itu hidupnya nyaman. Apa yang dia ada itulah terbaik baginya sehingga ia tidak perlu hasad kepada orang lain. Ia tahu semua rezeki dari Allah seperti firman Allah,
Bila rezeki itu dari Allah, ia tidak akan protes kenapa ia dapat sedikit . Allah Maha Tahu kebaikan untuk hamba-hamba Nya. Dan Allah maha Adil. Kalau kita tahu itu, sudah. Allah lebih tahu kemuslihatan untuk kita.
Maka orang yang bersyukur hidupnya aman dan bahagia walaupun ia tidak kaya. Tetapi orang yang tidak bersyukur hidupnya sengsara walaupun hidup dalam kemewahan.
Untuk renungan kita, jika kita diberi harta yang banyak seperti orang lain itu, belum tentu kita akan bersyukur, mungkin kita sombong dan angkuh. Belum tentu hati kita kuat untuk tidak berlaku sombong.
Kalau ada yang sedikit-sedikit, sudah. Bukan banyak itu menentukan kita ke syurga. Bukan menentukan betul atau tidak seseorang. Tak perlu kita cemburu dengan orang sana, orang sini. Kita masing-masing sedang diuji.
Kita syukur dengan keadaan diri kita. Jangan berasa tidak kacak atau kurang handsome. Nabi Yusuf dipenjara sebab apa? Sebab kacaknya ia. Kacak itu ujian. Kita belum tentu sanggup menanggung nya seperti ujian nabi Yusuf.
Bila kita tahu itu semua Allah yang beri..... sudah, syukuri saja, selesai. Kenikmatan yang lebih itu belum tentu kita mampu bersyukur dan menanggung fitnahnya.
4) Allah tambah nikmat
Siapa yang bersyukur dengan apa yang ia ada maka Allah tambah nikmat nya. Firman Allah,
Jika penduduk sesuatu negeri tidak bersyukur dengan nikmat Allah, maka nikmat itu akan ditarik sedikit demi sedikit oleh Allah swt. Kalau kita bersyukur, ia adalah untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain. Seperti firman Allah, dalam Al Isra': 7,
Allah tak perlukan kebaikan dari kita, sebaliknya kebaikan yang kita buat itu adalah untuk diri kita sendiri. Siapa yang bersyukur, ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Nikmatnya kembali kepadanya.
Bagaimana supaya kita bersyukur kepada Allah?
Bagaimana cara yang betul supaya kita dapat bersyukur kepada Allah swt di atas segala nikmat Nya? Cara yang betul mestilah seperti yang diberitahu oleh Allah sendiri melalui rasul Nya iaitu nabi kita Muhammad s.a.w, maka hendaklah kita :
1) Banyakkan berdoa
Seperti doa nabi Sulaiman kerana banyaknya nikmat yang ia dapat lalu ia berdoa seperti yang Allah nyatakan dalam surah sn Naml : 19,
Jadi, kita banyakkan berdoa kepada Allah agar kita sentiasa bersyukur atas setiap nikmat. Berdoa supaya Allah beri ilham dapat banyak bersyukur kepada Allah swt. Dengan syukur itu supaya Allah kurniakan kita dapat beramal soleh.
2) Bersyukurlah dengan hati, lisan dan anggota badan.
Bersyukur itu dengan semua anggota badan kita iaitu dengan hati, lisan dan anggota badan. Bagaimana bersyukur dengan hati? Caranya ialah:
2.1. Mengenal nikmat-nikmat Allah swt.
Antara nikmat-nikmat Allah itu ialah, seperti dinyatakan dalam surah an Nahl iaitu binatang-binatang ternak, kuda (kenderaan), air hujan , siang dan malam, matahari, bulan bintang , lautan, gunung-ganang dan sebagainya. Sehingga Allah katakan jika kita menghitungnya nescaya kita tak mampu menghitungnya.
Kalau kita lupa dengan nikmat ini maka kita payah untuk bersyukur. Dan nikmat yang paling besar yang harus kita syukuri ialah nikmat Islam. Kita yang tidak melakukan syirik ini adalah satu nikmat yang luar biasa. Benar seperti apa yang dikatakan oleh nabi Yusuf a.s,
Betapa ramainya orang yang menyembah sesama makhluk. Berbillion ramainya. Menyembah nabi Isa, iaitu makhluk yang haus, yang takut, yang tidur, dan sebagainya. Betapa tinggi pun darjat seseorang itu ia tetap makhluk. Menyembahnya adalah kesyirikan. Jika kita bandingkan IQ kita dengan mereka, mereka mungkin lebih pintar, tetapi Allah tidak memberi hidayah kepada mereka sehingga mereka menyembah makhluk.
Yang menyembah lembu pun banyak. Bahkan mereka berkata lembu lebih afdhal dari ibu. Orang yang memakai azimat, percaya dukun, percaya nasib malang, juga ramai, maka nikmat tauhid yang kita dapat adalah nikmat yang luar biasa. Renung dan syukurilah.
Nikmat kesihatan juga adalah besar. Dikatakan , 'Kesihatan adalah mahkota orang yang sihat, tidak dilihat kecuali orang yang sakit. ' Orang sihat tak dapat melihat mahkota di kepalanya sendiri tetapi dapat dilihat oleh orang yang sakit. Jika mahu merasai nikmat itu pergilah ke hospital dan lihat bagaimana keadaan mereka yang sakit. Ini nikmat yang kadangkala kita lalaikan.
Belum nikmat dapat mendengar, melihat , boleh berjalan , boleh ke masjid, boleh cari rezeki dan banyak nikmat lagi. Cuma kita tidak ingat. Kenapa kita tidak ingat? Kerana banyaknya nikmat yang kita dapat setiap hari sehingga kita merasa itu suatu kewajipan bagi Allah memberinya kepada kita. Bila kita kehilangan nikmat itu barulah kita sedar, hebatnya nikmat Tuhan.
Keamanan juga satu nikmat. Kita tidak khuatir hendak pergi kemana-mana. Lihat saja negeri yang berperang, hidup amat sengsara. Begitu juga nikmat ada pasangan, ada anak dan sebagainya.
Oleh itu, cara yang pertama untuk bersyukur ialah dengan mengingat nikmat Allah, hitung nikmat Allah. Alhamdulillah kita dapat duduk di majlis pengajian, sedangkan ramai lagi di luar sana yang buang-buang masa dan tenaga dengan perkara-perkara lagha.
Jadi, cara bersyukur yang pertama iaitu ingat dan perkirakan nikmat Allah kerana nikmat Allah itu amat banyak sehingga tak mampu menghitungnya.
2.2. Mengakui seluruh nikmat tersebut dari Allah.
Jangan sesekali kita kata kerana saya, kerana saya, kerana saya. Kita sihat kerana Allah, kita untung kerana Allah, semua kerana Allah. Jangan kita kata , saya exercise tiap-tiap hari sebab itu sihat. Ada orang meninggal ketika tengah jogging. Sebenarnya Allah yang memberi kesihatan, kita hanya ikhtiar. Jangan sekali-kali kita sandarkan kejayaan, sihat, kaya kita kepada diri kita, itu ujub.
Jangan juga sesekali kita kata dengan dakwah kitalah seseorang itu berubah. Atau dengan sebab kitalah sesuatu itu dapat di siapkan dan sebagainya.
2.3. Jangan merasa aku memang berhak
Jangan kita berfikir bahawa aku dapat nikmat ini kerana aku memang layak. Bila saja kita merasa kita berhak, maka kita tidak akan bersyukur kepada Allah swt. Inilah tafsiran para ulama' kepada perkataan firaun iaitu,
Kata Firaun ,' Sesungguhnya aku mendapat harta ini kerana ilmu yang ada pada diriku'.
Tafsiran pertama iaitu , kerana ilmu ku aku mendapat kekayaan. Yang kedua, kerana Allah memang tahu aku layak mendapatkannya. Ini dua penyakit yang menyebabkan orang tidak bersyukur dengan hatinya tentang nikmat yang ia dapat.
Oleh itu jangan ada rasa kita memang berhak dan layak mendapat sesuatu itu, supaya datang rasa syukur dalam hati. Kita ini hanya hamba yang kekurangan sebenarnya, apa yang kita dapat semuanya adalah kurniaan dan ujian dari Allah.
Jadi, bila saja kita merasa kita memang layak mendapat sesuatu nikmat itu, maka kita tidak akan bersyukur kerana kita tidak merasa itu kurniaan Allah.
Oleh itu kita mesti mengakui bahawa setiap nikmat itu adalah dari kurniaan Allah. Kalau Allah menahannya, kita tak mampu berbuat apa-apa. Itulah cara bersyukur dengan hati.
Bersyukur dengan lisan.
Bersyukur dengan lisan itu ada beberapa cara. Di antaranya ialah:
1. Dengan mengucap pujian kepada Allah
Iaitu mengucap,
Sabda nabi s.a.w,
"Sesungguhnya Allah redha kepada hamba yang menyantap makanan lalu memuji Allah atas makanan itu atau minum lalu memuji Allah atas minuman itu."
(Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Muslim)
Bila kita mengucap alhamdulillah di atas segala nikmat, ia menghilangkan rasa ujub di hati kita. Bila kita mengucapkan alhamdulillah kita ingat bahawa nikmat yang kita dapat yang sangat banyak itu. Boleh juga kita jadikan ia zikir harian kita.
Ucapan alhamdulillah itu akan memberat kan timbangan kita nanti seperti sabda nabi,
Daripada Abu Malik al-Haris ibn `Asim al-Asya’arie r.a. beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
"Kebersihan itu sebahagian daripada iman. Ucapan zikir Ahamdulillah memenuhi neraca timbangan. Ucapan zikir Subhanallah dan Alhamdulillah kedua-duanya memenuhi ruangan antara langit dan bumi.
Sembahyang itu adalah cahaya. Sedekah itu adalah saksi. Sabar itu adalah sinaran. Al-Quran itu adalah hujah bagimu atau hujah ke atasmu. Setiap manusia keluar waktu pagi, ada yang menjual dirinya, ada yang memerdekakan dirinya dan ada pula yang mencelakakan dirinya."
(Hadis riwayat al-lmam Muslim)
Jadi ucapkanlah alhamdulillah bila saja mendapat nikmat.
2. Menisbahkan nikmat itu kepada Allah dengan lisan kita.
Jika kita tidak menisbahkan apa-apa nikmat kepada Allah maka kita melaku kan syirik asyghar sebenarnya. Seperti kata Allah dalam an Nahl: 83,
Antara pengingkaran kepada nikmat Allah ialah menyandarkan nya kepada sebab. Seperti katanya, kalau tidak kerana pemandunya cekap kami sudah mati masuk gaung. Sebenarnya, siapa yang memberi kecekapan kepada pemandu itu? Allah lah yang memberinya. Maka, sandarkan keselamatan itu terus kepada Allah bukan makhluk.
Jangan juga kita kata, kalau bukan sebab doktor itu aku sudah mati, atau kalau bukan kerana polis itu rumahku sudah dimasuki pencuri dan sebagainya. Bukan kerana doktor, bukan kerana polis tetapi katakan kerana Allah.
Memang doktor yang mengubat, atau menjadi sebab. Tapi siapa yang mendatangkan sebab itu? Allah lah yang mendatangkannya. Jadi sandarkan nikmat kepada yang mendatang kan sebab.
Begitulah juga nabi Sulaiman bersyukur bila istana ratu Saba' dapat dipindahkan ke Palestin dalam sekelip mata , apa kata nabi Sulaiman?
Beliau tak berbangga tetapi mengembali kan nikmat yang ia dapat kepada Allah yang memberi nikmat itu dengan kata haza min fadhli rabbi (ini semua dari kurniaan Tuhanku) . Inilah kata-kata syukur nabi Sulaiman. Kalau kita tidak bersyukur maka kita kufur nikmat.
Cara beradab dengan Allah ialah bila dapat nikmat maka jangan sandarkan kepada kepada penyebab. Sandarkan dengan lisan kita menyebut ' Ini semua dengan kurniaan Allah'. Barulah kita berterimakasih kepada penyebab.
Jika anak kita berjaya contohnya, kita dahulukan dengan 'alhamdulillah, Allah telah memudahkan bagi ku'. Itu bersyukur dengan lisan.
Jika perniagaan kita berjaya katakan, 'Alhamdulillah, Allah sudah memudahkan urusan perniagaanku'. Kita ucapkan dengan lisan. Itulah cara bersyukur dengan lisan.
3. Menyebut-nyebut nikmat Allah
Seperti firman Allah,
Menyebut-nyebut nikmat Allah itu bukan untuk berbangga tetapi untuk mengingatkan kita akan nikmat Allah itu. Agar dengan itu kita bersyukur.
Cuba ingatkan kembali kehidupan kita dulu bagaimana, susah. Dan sekarang semuanya sudah berubah. Dengan mengingat itu kita memuji Allah atas nikmatNya itu. Bukan untuk menyombongkan diri. Tetapi supaya kita tidak lupa nikmat itu dan kita syukuri nikmat yang Allah berikan.
4. Menggunakan lisan untuk ketaatan
Iaitu dengan membaca al quran, berzikir kepada Allah, berkata-kata yang baik, seperti kata nabi s.a.w.
Abu Syuraih berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga.”
Nabi Muhammad SAW pun menjawab, “Di antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur kata yang baik.” (HR Thabrani).
Dan lagi sabda nabi s.a.w,
“Tutur kata yang baik adalah sedekah.” (HR Bukhari).
Menjaga lisan adalah bentuk syukur kita kepada Allah swt. Firman Allah,
Allah menyatakan bahawa Dia memberikan dua mata, lidah dan dua bibir supaya manusia bersyukur bukan untuk kufur.
Bersyukur dengan anggota tubuh badan
Selain bersyukur dengan hati dan lisan, ada juga bersyukur dengan anggota badan. Caranya bagaimana? Iaitu dengan:
1. Beribadah kepada Allah.
Siapa yang beribadah kepada Allah itu tanda ia bersyukur. Siapa yang malas beribadah itu tanda ia kurang bersyukur. Dengan sebab itu nabi solat malam hingga bengkak kakinya , sebab apa?
Sebab ia mahu bersyukur kepada Allah swt. Ada hadis yang bermaksud,
Dari Mughirah bin Syu’bah, bahawasanya Nabi saw. melaksanakan shalat hingga kedua mata kakinya bengkak. Lalu dikata kan kepadanya,
“Mengapa engkau membebani dirimu, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?”
Beliau menjawab, “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan syukur itu di tandakan dengan solat malam yang panjang.
Kalau kita diberi gaji contohnya rm20k sebulan, jam berapa pun bila boss memanggil , kita kata 'siap boss'. Walaupun keadaan kita sedang tidur.
Inikan pula Allah yang memberi kita nikmat segala macam tiap-tiap saat, tiap-tiap hari tanpa hentinya, tetapi bila di suruh solat malas, disuruh baca quran malas, disuruh sedekah kedekut. Padahal nikmat di akhirat jauh lebih baik jika kita tahu. Dengan 2 rakaat sebelum fajar saja Allah beri dunia dan seisinya. Maknanya Allah bagi nikmat di dunia, dan nikmat di akhirat, tapi kita masih malas lagi untuk solat.
Kalau kita orang bersyukur apa buktinya? Buktinya bila saja dipanggil oleh Allah, kita siap menyahutnya. Bukan bila dipanggil Allah, kita malas-malas dan lalai.
Maka kalau kita mahu jadi orang yang bersyukur, tandanya kita gunakan anggota badan untuk beribadah.
Buat apa kita bela badan makan ubat, makan daging, hingga timbul otot-otot tapi bila dipanggil untuk solat , kita tidur. Setiap nikmat itu akan ditanya Allah swt.
Maka apabila Allah berbicara kepada nabi Sulaiman sepwrti dalam surah Saba' ini,
Ayat ini menunjukkan bahawa beramal ibadah itu adalah satu tanda kesyukuran kita kepada Allah swt. Tak perlu banyak teori, 'Kalau kamu beribadah kamu bersyukur , kalau tidak beribadah kamu tidak bersyukur."
Sebsb itu bila Allah berikan al Kautsar kepada nabi, apa yang Allah suruh nabi lakukan? Lihat firman Allah,
Allah suruh nabi beramal ibadah iaitu solat dan menyembelih korban. Itulah bukti syukur kepada Allah. Sebab itu nabi solat dengan sebaik-baik solat dan menyembelih dengan korban yang terbaik.
Jadi bila kita dapat nikmat yang banyak janganlah kedekut untuk berkorban dengan binatang yang sebaik-baiknya. Jangan pula malas solat. Bukti nyata kita bersyukur ialah kita beramal soleh.
Jadi mulai hari ini kita perbanyakkan amal soleh seperti puasa , baca quran, silaturrahim , solat malam, solat di masjid, berbakti kepada orang tua dan banyak lagi. Itulah tanda kita bersyukur kepada Allah swt.
2. Tidak menggunakan anggota kita untuk bermaksiat.
Allah beri kita nikmat melihat, kenapa kita guna untuk melihat yang haram ? Allah beri kita kekuatan fizik kita gunakan di jalan yang haram. Badan sihat kita bawa ke tempat yang haram. Ada pendengaran kita guna mendengar muzik-muzik.
Kata ibn Masud, ' Bahawa nyanyian (muzik) menimbulkan kemunafikan'.
Bagaimana itu boleh berlaku?
Kerana orang yang berlalai dengan muzik itu ia memanja-manjakan jiwanya. Sehingga ia mudah membawa kepada maksiat yang lain. Ia mudah mengikut hawa nafsu, iaitu dimanjai nafsu itu. Orang yang mendengar muzik itu berlama-lama , sehingga jiwanya mudah dibawa kemana-mana. Maka timbullah kemunafikan. Kerana jiwanya berleha-leha, berlalai-lalai dengan kemaksiatan jiwa, sehingga membawanya kepada maksiat yang lain.
Kerana itu kita dapati orang yang berlama-lama dengan muzik mereka menghadapi masalah yang berbagai-bagai. Mereka tak menemukan kebahagiaaan, sebahagiannya menghisap dadah, sebahagiannya keluarga hancur, sebahagiannya selingkuh, minum arak dan bermacam-macam lagi. Sebab apa? Sebab jiwa nya telah dilalaikan dengan muzik yang membuatkan ia ingin itu dan ini yang dapat memuaskan hawa nafsunya. Ia sudah biasa memberi maksiat kepada jiwanya sehingga anggotanya ditawan oleh jiwanya sendiri.
Oleh itu jangan membuat maksiat dengan pendengaran dan juga anggota yang lain.
Dari kuliah Dr. Firanda.
Klang.
16/2/24
Ulasan
Catat Ulasan