Salam sejahtera,
Membazir makanan adalah satu perbuatan yang buruk. Tetapi perkara ini tidak diambil berat oleh kebanyakan dari kita. Tidak kira di rumah, di sekolah, di majlis2, di masjid dan dimana saja, pasti berlaku pembaziran. Kenapa ini berlaku?
Baca pengalaman seseorang ini yang saya petik dari Facebook:
Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup berfoya-foya.
Ketika saya tiba di Hamburge , saya bersama kawan kawan masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja di mana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan dan 2 tin minuman di meja mereka.
Saya bertanya dalam hati apa hidangan yang begitu simple dapat disebut romantis dan apa si gadis itu akan meninggalkan si pemuda kedekut tersebut?
Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut dan mereka menghabiskan tiap butir makanan yang ada di piring mereka.
Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, masih berbaki makanan kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris. Kami dan teman-teman faham bahwa meraka tidak suka kami yang membazirkan makanan.
Lalu kawanku berkata kepada wanita tua itu, "Kami yang bayar , bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang berbaki"
Wanita-wanita itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP dan menalipon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Jabatan Sosial pun tiba. Setelah mendengar permasalah punca terjadinya pertengkaran, ia mengeluarkan surat denda sebesar 50 Euro (kira-kira RM 250.00) pada kami.
Kami semua terdiam...
Petugas berseragam tersebut berkata dengan suara yang garang , “ PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER ALAM INI ADALAH MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORANG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN. KALIAN TIDAK PUNYA ALASAN UNTUK MEMBAZIRKAN SUMBER ALAM TERSEBUT.”
Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua tersangat malu. KITA SESUNGGUHNYA SUDAH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini bukan datang dari negara yang terlalu makmur untuk terlalu bergaya , kita sering berlebihan saat menjamu orang.
PELAJARAN INI MENGAJARI KITA UNTUK SERIUS MENGUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.
“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.”
Jadi kawan-kawan, mari sama2 kita kurangi pembaziran, karena " Wang memang milikmu, tapi sumber alam itu milik bersama."
Mari direnungkan...
Di kenduri2 pernikahan yang kita hadiri, sering sekali kita lihat sisa makanan dalam piring. Sudah waktunya kita membuat catatan di dalam undangan : AMBILLAH MAKANAN YANG SANGGUP ANDA HABISKAN. JANGAN MEMBAZIR.
Mari kita mulai gerakkan anti pembaziran di kalangan keluarga dan teman-teman kita , membazir tanda tiada apresiasi atas nikmat semesta alam.
Klang,
28/10/19
Membazir makanan adalah satu perbuatan yang buruk. Tetapi perkara ini tidak diambil berat oleh kebanyakan dari kita. Tidak kira di rumah, di sekolah, di majlis2, di masjid dan dimana saja, pasti berlaku pembaziran. Kenapa ini berlaku?
Baca pengalaman seseorang ini yang saya petik dari Facebook:
Jerman adalah sebuah negara industri terkemuka. Di negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup berfoya-foya.
Ketika saya tiba di Hamburge , saya bersama kawan kawan masuk ke restoran. Kami lihat banyak meja kosong. Ada satu meja di mana sepasang anak muda sedang makan. Hanya ada 2 piring makanan dan 2 tin minuman di meja mereka.
Saya bertanya dalam hati apa hidangan yang begitu simple dapat disebut romantis dan apa si gadis itu akan meninggalkan si pemuda kedekut tersebut?
Kemudian ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya. Ketika makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut dan mereka menghabiskan tiap butir makanan yang ada di piring mereka.
Karena kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan. Saat selesai, masih berbaki makanan kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja. Begitu kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada kami dalam bahasa Inggris. Kami dan teman-teman faham bahwa meraka tidak suka kami yang membazirkan makanan.
Lalu kawanku berkata kepada wanita tua itu, "Kami yang bayar , bukan urusan kalian berapa banyak makanan yang berbaki"
Wanita-wanita itu meradang. Salah satunya segera mengeluarkan HP dan menalipon seseorang. Sebentar kemudian seorang lelaki berseragam Jabatan Sosial pun tiba. Setelah mendengar permasalah punca terjadinya pertengkaran, ia mengeluarkan surat denda sebesar 50 Euro (kira-kira RM 250.00) pada kami.
Kami semua terdiam...
Petugas berseragam tersebut berkata dengan suara yang garang , “ PESAN HANYA YANG SANGGUP ANDA MAKAN, UANG ITU MILIKMU TAPI SUMBER ALAM INI ADALAH MILIK BERSAMA. ADA BANYAK ORANG LAIN DI DUNIA YANG KEKURANGAN. KALIAN TIDAK PUNYA ALASAN UNTUK MEMBAZIRKAN SUMBER ALAM TERSEBUT.”
Pola pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut membuat kami semua tersangat malu. KITA SESUNGGUHNYA SUDAH HARUS MERENUNGKAN HAL INI. Kita ini bukan datang dari negara yang terlalu makmur untuk terlalu bergaya , kita sering berlebihan saat menjamu orang.
PELAJARAN INI MENGAJARI KITA UNTUK SERIUS MENGUBAH KEBIASAAN BURUK KITA.
“MONEY IS YOURS BUT RESOURCES BELONG TO THE SOCIETY.”
Jadi kawan-kawan, mari sama2 kita kurangi pembaziran, karena " Wang memang milikmu, tapi sumber alam itu milik bersama."
Mari direnungkan...
Di kenduri2 pernikahan yang kita hadiri, sering sekali kita lihat sisa makanan dalam piring. Sudah waktunya kita membuat catatan di dalam undangan : AMBILLAH MAKANAN YANG SANGGUP ANDA HABISKAN. JANGAN MEMBAZIR.
Mari kita mulai gerakkan anti pembaziran di kalangan keluarga dan teman-teman kita , membazir tanda tiada apresiasi atas nikmat semesta alam.
Klang,
28/10/19
Ulasan
Catat Ulasan